Sejarah Desa Gegelang, Jejak Ratu dan Persimpangan Waktu
Desa Gegelang, sebuah permata tersembunyi di kaki Gunung Rinjani, menyimpan kisah-kisah yang terukir dalam lembaran waktu. Kisah-kisah yang diwariskan turun temurun, terukir dalam benak penduduknya, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas desa ini.
Legenda menuturkan tentang sosok ratu yang pernah singgah di desa ini, meninggalkan jejak magis yang hingga kini masih terasa. Cerita berbisik tentang kedatangan sang ratu, yang menampakkan diri sebagai perempuan jelita dengan aura yang mempesona. Ia bersemayam di sebuah perumahan sederhana, ditemani para pengawal setianya yang gagah perkasa. Keberadaannya meninggalkan jejak berupa mukse, atau yang lebih dikenal sebagai nampak tilas, sebuah bukti nyata dari masa lalu yang terlupakan. Selain itu, beberapa artefak milik pengawalnya, seperti senjata dan perhiasan, masih tersimpan rapi sebagai warisan sejarah yang tak ternilai harganya.
Tempat singgah sang ratu, yang kini dikenal sebagai Dusun Persimpangan, menjadi saksi bisu dari masa lalu. Di sana, hingga kini, masyarakat masih memberikan jamuan sebagai tanda bakti kepada sang ratu yang telah menjejakkan kakinya di desa ini. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur yang telah membuka jalan bagi kehidupan di desa ini.
Namun, sejarah Desa Gegelang tidak hanya terukir dalam legenda. Secara hukum, desa ini lahir dari pemekaran Desa Lingsar, berdasarkan Peraturan Daerah Lombok Barat Nomor 08 Tahun 2011 tentang Desa Persiapan Menjadi Desa di Kabupaten Lombok Barat. Sejak saat itu, Desa Gegelang melangkah maju, membangun masa depan yang cerah, sembari tetap menghormati warisan sejarah yang mewarnai setiap jengkal tanahnya.
Desa Gegelang, sebuah perpaduan antara legenda dan kenyataan, menawarkan sebuah perjalanan waktu yang menarik. Di sini, setiap langkah kaki akan menuntun kita pada jejak-jejak masa lalu, menghidupkan kembali kisah-kisah yang terukir dalam hati masyarakatnya.
(Jero tulis)